Bekam adalah salah satu teknik pengobatan Thibbun Nabawi yang sudah dikenal luas di Indonesia. Terapi ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat tradisional, tetapi juga mulai mendapat perhatian dalam dunia kesehatan modern karena berbagai manfaatnya.
Terapi bekam diyakini mampu membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari nyeri otot, pegal-pegal, hingga membantu mengontrol kondisi kesehatan kronis seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan stroke. Namun, ada kalanya seseorang justru merasa loyo setelah menjalani terapi ini.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apakah ada yang salah dalam proses terapinya? Yuk, simak penjelasan lengkap berikut untuk memahami penyebabnya dan solusi terbaik agar terapi bekam tetap memberikan manfaat maksimal!
Manfaat Besar Bekam yang Tidak Selalu Instan
Sebelum masuk ke penyebab rasa loyo, penting untuk memahami bahwa setiap tubuh merespons terapi bekam secara berbeda. Ada yang langsung merasa segar dan ringan, tetapi ada pula yang membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa kali terapi untuk merasakan manfaatnya.
Respons tubuh yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kondisi kesehatan pasien, jumlah titik bekam, dan teknik yang digunakan oleh terapis.
3 Penyebab Utama Badan Loyo Setelah Bekam
1. Kesalahan dalam Diagnosa Sebelum Bekam
Diagnosa adalah langkah pertama yang sangat penting sebelum terapi bekam dilakukan. Terapis perlu memahami kondisi pasien secara menyeluruh untuk menentukan apakah pasien cocok menjalani bekam basah (bekam dengan pengeluaran darah) atau hanya bekam kering (tanpa pengeluaran darah).
Jika diagnosa tidak dilakukan dengan benar, tindakan terapi yang diambil bisa keliru dan malah memperburuk kondisi pasien.
Tanda-tanda Pasien Cocok untuk Bekam Basah:
- Wajah dan telapak tangan terlihat kemerahan
- Mata bagian dalam berwarna merah
- Denyut nadi radialis minimal 70 per menit untuk perempuan dan 80 per menit untuk laki-laki
Jika pasien tidak memenuhi kriteria ini, sebaiknya terapi dilakukan dengan bekam kering atau metode terapi lain yang lebih aman.
Tips: Pastikan terapis yang Anda pilih memiliki pengalaman dan kemampuan diagnosa yang baik agar terapi bekam berjalan dengan aman dan efektif.
2. Kesalahan dalam Menentukan Lokasi dan Jumlah Titik Bekam
Banyak orang beranggapan bahwa semakin banyak titik bekam yang diambil, semakin baik hasil terapinya. Padahal, ini adalah anggapan yang keliru.
Bekam basah pada dasarnya berfungsi untuk membuang darah kotor dan memberikan efek pendinginan pada tubuh. Jika terlalu banyak titik yang diambil, tubuh justru kehilangan energi dan menyebabkan kondisi pasien menjadi loyo.
Panduan Penentuan Titik Bekam yang Tepat:
- Fokus pada titik-titik yang sesuai dengan diagnosa pasien
- Hindari mengambil terlalu banyak titik dalam satu sesi
- Pastikan darah yang dikeluarkan tidak berlebihan
Terapis yang berpengalaman biasanya hanya membutuhkan satu hingga beberapa titik bekam untuk mendapatkan hasil yang efektif tanpa menyebabkan efek samping yang berarti.
3. Kondisi Pasien yang Kurang Prima atau Mengalami Defisiensi
Kondisi tubuh yang kurang prima atau mengalami defisiensi dapat menyebabkan pasien merasa lemas setelah terapi bekam.
Apa Itu Defisiensi?
Defisiensi adalah kondisi tubuh yang lemah karena berbagai faktor, seperti:
- Penyakit luar: Infeksi atau paparan cuaca ekstrem
- Gangguan emosional: Stres berlebihan atau depresi
- Pola hidup tidak sehat: Kelelahan, pola makan buruk, kurang tidur, atau cedera
Gejala Defisiensi yang Perlu Diwaspadai:
- Wajah pucat
- Mudah mengantuk
- Sulit berkonsentrasi
- Gerakan tubuh lambat
- Respon lambat saat berbicara
Jika pasien menunjukkan gejala-gejala ini, terapi bekam basah sebaiknya ditunda. Sebagai gantinya, lakukan terapi penguatan terlebih dahulu.
Terapi Penguatan yang Direkomendasikan:
- Refleksi: Membantu melancarkan peredaran darah
- Akupunktur: Mengoptimalkan energi tubuh
- Herbal: Konsumsi madu, jahe, atau suplemen yang mendukung energi tubuh
Tips Agar Terapi Bekam Lebih Efektif dan Aman
Agar terapi bekam tidak menyebabkan badan loyo, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:
- Pilih Terapis yang Berpengalaman: Pastikan terapis memiliki pengetahuan mendalam tentang diagnosa dan titik-titik bekam yang tepat.
- Konsultasi Sebelum Terapi: Jangan ragu untuk menyampaikan kondisi kesehatan Anda secara lengkap kepada terapis.
- Perhatikan Kondisi Tubuh: Jika merasa lelah atau kurang sehat, sebaiknya tunda terapi bekam.
- Lakukan Terapi Penguatan: Jika tubuh menunjukkan gejala defisiensi, lakukan terapi penguatan terlebih dahulu.
- Jangan Berlebihan: Bekam yang efektif tidak harus mengambil banyak titik atau mengeluarkan banyak darah.
Kesimpulan
Bekam adalah terapi yang memiliki banyak manfaat jika dilakukan dengan tepat. Diagnosa yang akurat, pemilihan titik yang sesuai, serta kondisi tubuh yang prima adalah kunci agar terapi ini memberikan hasil maksimal tanpa efek samping seperti badan loyo.
Jika Anda memiliki pengalaman atau pertanyaan seputar terapi bekam, jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar. Mari saling berbagi informasi demi kesehatan yang lebih baik!
Salam Sehat, Terapi Jarum.
2 komentar
Terma kasih untuk penulis semoga berkah dan memberkahi