Bekam atau hijamah adalah salah satu terapi pengobatan tradisional yang memiliki banyak manfaat. Namun, masih banyak kesalahpahaman di masyarakat terkait kapan sebaiknya terapi ini dilakukan. Beberapa orang bahkan menjadikannya rutinitas meskipun dalam kondisi tubuh yang sehat dan prima. Apakah hal ini dianjurkan?
Artikel ini akan membahas pentingnya memahami waktu yang tepat untuk melakukan bekam serta memberikan edukasi agar terapi ini memberikan manfaat maksimal.
Peran Praktisi dalam Edukasi Terapi Bekam
Seorang praktisi terapi tidak hanya berperan sebagai perantara kesembuhan, tetapi juga memiliki tanggung jawab memberikan edukasi yang benar kepada klien. Dalam artikel sebelumnya, Kewajiban Keluarga, Teman, dan Petugas Medis dalam Merawat Orang Sakit, Azdah telah menekankan pentingnya pemahaman dalam proses pengobatan. Hal yang sama berlaku untuk terapi bekam.
Edukasi yang diberikan kepada klien membantu mereka memahami kapan terapi dibutuhkan dan kapan tubuh sebaiknya dibiarkan beristirahat tanpa intervensi pengobatan.
Memahami Mekanisme Bekam
Bekam adalah terapi yang dilakukan dengan cara mengeluarkan darah dari permukaan kulit menggunakan gelas khusus yang divakum pada titik-titik tertentu. Terapi ini sangat efektif untuk mengatasi kondisi tubuh yang mengalami:
- Kelebihan unsur panas: Seperti demam, radang, dan kondisi tubuh yang terasa panas.
- Materi yang berlebih: Darah yang mengental atau toksin yang menumpuk dalam tubuh.
Namun, bekam tidak efektif untuk menangani kekurangan unsur nutrisi. Kondisi tubuh yang kekurangan nutrisi lebih baik ditangani dengan terapi herbal atau asupan nutrisi yang seimbang.
Hukum Berobat bagi Orang yang Sehat
Dalam pengobatan tradisional maupun medis, terapi sebaiknya dilakukan berdasarkan kebutuhan. Tidak ada hukum yang mewajibkan orang yang sehat untuk melakukan terapi, termasuk bekam.
Bekam justru paling efektif dilakukan ketika tubuh sedang mengalami gejolak darah atau dalam kondisi sakit yang bertipe panas. Jika dilakukan secara rutin saat tubuh sehat, efektivitasnya dapat menurun. Bahkan, tubuh bisa menjadi kurang responsif saat terapi dibutuhkan untuk mengatasi sakit yang sebenarnya.
Kapan Sebaiknya Bekam Dilakukan?
Bagi Anda yang sehat tetapi tetap ingin melakukan terapi bekam, berikut rekomendasi waktu yang ideal:
- Bekam setiap tiga bulan sekali: Ini adalah frekuensi yang aman untuk menjaga keseimbangan tubuh tanpa mengurangi efektivitas terapi.
- Bekam saat tubuh mulai terasa tidak nyaman: Jika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau sudah lama tidak melakukan terapi bekam, barulah terapi ini disarankan.
Kesimpulan
Bekam adalah terapi yang bermanfaat, tetapi harus dilakukan pada waktu yang tepat agar memberikan hasil yang maksimal. Edukasi dari praktisi terapi sangat penting agar masyarakat dapat memahami kapan terapi ini diperlukan. Jika Anda dalam kondisi sehat, sebaiknya lakukan bekam secara bijak dan tidak berlebihan.
Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bekam. Tetap sehat dan bijak dalam memilih terapi yang tepat!
Tidak ada komentar