Beranda
Analisa Diagnosa
Artikel Menarik
Penanganan Terapi
Thibbun Nabawi
Bekam dan Kerokan: Bolehkah Dilakukan Bersamaan? Temukan Penjelasannya!
Januari 17, 2025

Bekam dan Kerokan: Bolehkah Dilakukan Bersamaan? Temukan Penjelasannya!


Pernahkah Anda mendengar pertanyaan, "Setelah bekam, bolehkah dikerok?" Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengingat kedua terapi ini cukup populer dalam dunia pengobatan tradisional. Sebelum menjawabnya, mari kita ulas terlebih dahulu pengertian serta mekanisme dari kedua terapi ini, untuk memahami lebih dalam mengenai dampaknya terhadap tubuh.

Apa Itu Bekam dan Kerokan?

Bekam adalah salah satu terapi tradisional yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, yang dilakukan dengan cara menghisap permukaan kulit menggunakan alat khusus untuk menciptakan ruang hampa udara. Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan "darah kotor" dari dalam tubuh, yang dipercaya dapat mengurangi berbagai keluhan kesehatan. Setelah alat bekam ditempatkan di kulit, sayatan kecil biasanya dilakukan untuk mengeluarkan darah kotor yang terkumpul di bawah kulit, kemudian darah tersebut dibuang dari tubuh.

Sementara itu, kerokan adalah teknik tradisional yang sudah dikenal luas di Indonesia dan beberapa negara Asia. Kerokan dilakukan dengan cara menggosokkan benda tumpul dan pipih, seperti koin atau potongan keramik, pada permukaan kulit untuk mengatasi keluhan seperti masuk angin, pegal, atau perasaan tidak nyaman lainnya. Proses ini dapat meninggalkan bekas berupa garis atau bintik merah pada kulit, yang dikenal dengan sebutan petechiae atau ekimosis. Meskipun banyak yang menganggap kerokan sebagai cara yang efektif untuk mengatasi rasa tidak enak badan, dalam dunia medis, manfaat kerokan belum sepenuhnya terbukti.

Perspektif Medis dan Tradisional

Dari sisi pengobatan tradisional, baik bekam maupun kerokan memiliki tujuan yang serupa, yaitu untuk meningkatkan aliran energi dan darah dalam tubuh. Bekam bekerja dengan menciptakan vakum di permukaan kulit untuk menarik darah ke atas, sementara kerokan mengharuskan penggosokan pada kulit untuk merangsang aliran darah dan mengeluarkan angin patogen yang dipercaya menyebabkan penyakit.

Namun, pengobatan ini memiliki risiko jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Kerokan yang dilakukan secara berlebihan, misalnya, dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan pembuluh darah kecil di bawahnya. Di sisi lain, bekam meskipun terkesan lebih aman, tetap memerlukan penanganan yang tepat agar manfaatnya dapat optimal.

Kerokan Setelah Bekam: Apakah Aman?

Sekarang, pertanyaannya adalah, apakah aman melakukan kerokan setelah bekam? Jawabannya adalah tidak disarankan. Bekam mengakibatkan kulit menjadi lebih sensitif, terutama pada titik-titik yang telah ditarik darahnya. Melakukan kerokan setelah bekam dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan kulit, sebab kerokan itu sendiri merupakan bentuk pemaksaan pada kulit yang bisa memperparah kondisi yang sudah ada. Luka kecil dari proses kerokan dapat menyebabkan infeksi atau memperburuk rasa sakit, serta mengganggu proses penyembuhan alami yang sedang berlangsung.

Tidak hanya itu, kerokan setelah bekam juga dapat memperburuk kondisi daya tahan tubuh yang sudah lemah akibat pengeluaran darah. Proses pemulihan membutuhkan waktu dan kesabaran, dan mempercepatnya dengan metode yang tidak tepat bisa berisiko merugikan kesehatan Anda.

Dampak Negatif Kerokan Setelah Bekam

Jika Anda tetap memutuskan untuk melakukan kerokan setelah bekam, berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi:

  1. Kerusakan Jaringan Kulit
    Proses kerokan setelah bekam berisiko merusak jaringan kulit lebih dalam lagi, bahkan dapat menyebabkan infeksi.

  2. Melemahnya Imunitas Tubuh
    Bekam sendiri sudah mempengaruhi keseimbangan energi dan darah dalam tubuh. Kerokan setelah bekam justru bisa memperburuk daya tahan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

  3. Rasa Sakit yang Semakin Parah
    Bekam telah menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada kulit dan jaringan di bawahnya. Kerokan hanya akan menambah tingkat keparahan rasa sakit tersebut, dan memperburuk kondisi tubuh yang sudah lelah.


Tingkatkan Kualitas Terapi Bekam Anda dengan Kop Pijat Bekam Elektrik

Sebagai terapis profesional, Anda tentu ingin memberikan layanan terbaik bagi klien Anda. Kop Pijat Bekam Elektrik adalah solusi praktis yang membantu Anda melakukan terapi bekam dengan lebih efektif, nyaman, dan efisien.

Dengan teknologi canggihnya, alat ini mempermudah proses bekam, menghemat waktu, dan meningkatkan kenyamanan klien. Anda dapat fokus pada terapi dengan hasil yang optimal tanpa repot mengatur tekanan secara manual.

Segera dapatkan alat ini dan rasakan manfaatnya! Klik di sini untuk beli: Kop Pijat Bekam Elektrik Electric Machine Cupping Badan.


Kesimpulan

Demi menjaga kesehatan dan mempercepat proses penyembuhan tubuh, sangat disarankan untuk tidak melakukan kerokan setelah bekam. Biarkan tubuh Anda menjalani proses pemulihan secara alami sesuai dengan langkah-langkah terapi yang telah dilakukan. Proses penyembuhan membutuhkan waktu dan pendekatan yang tepat, tergesa-gesa mencari cara yang cepat malah bisa berisiko merusak tubuh Anda.

Ingatlah bahwa kesehatan adalah prioritas, dan memberi tubuh waktu untuk sembuh adalah langkah yang bijak untuk pemulihan yang optimal. Sebaiknya selalu konsultasikan dengan ahli terapi atau profesional medis sebelum melakukan kombinasi terapi apapun, termasuk bekam dan kerokan.

Tidak ada komentar