Sahabat terapijarum pada kali ini azdah blogger terapi jarum akan membahas Penggunaan Arus Listrik Untuk Menstimulasi Jarum Akupunktur atau biasa disebut Elektroakupunktur.
Pada dasarnya alat ini terdiri atas dua bagian, yaitu :
- Acupoint Detector (untuk mencari lokasi titik akupunktur) dan
- Stimulator (untuk perangsangan).
Acupoint Detector
Oleh Volt, Niboyet dan Nogier telah didapatkan bahwa titik akupunktur mempunyai tahanan listrik yang lebih rendah daripada tempat lainnya di kulit. Nakatani menyatakan, titik akupunktur merupakan tempat terbaik untuk menghantarkan arus listrik oleh karena mempunyai sifat konduksi yang baik.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, bagian ini mempunyai prinsip yang sama dengan Ohmmeter atau Ampermeter, sehingga dapat menentukan letak titik akupunktur secara tepat, sekaligus mengukur besar tahanan listrik dan kekuatan arus listriknya.
Prinsip kerja Ohmmeter :
Telah diketahui bahwa tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur bila dialirkan arus listrik ke benda tersebut.
Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur tahanan listriknya. Sedangkan pada Ampermeter, yang mengukur besar kuat arus, tidak diperlukan sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut.
Ohmmeter |
Prinsip Pengukuran Titik Akupunktur :
Titik akupunktur mempunyai tahanan listrik kulit yang lebih rendah dibanding jaringan sekitarnya. Jadi bila titik akupunktur dialiri listrik, akan terjadi penyimpangan pada skala Ohmmeter yang lebih kecil bila dibandingkan dengan penyimpangan yang ditimbulkan oleh jaringan yang bukan titik akupunktur. Perlu dikemukakan, untuk menentukan tahanan listrik suatu benda diperlukan kuat arus listrik tertentu. Di sini untuk membedakan titik akupunktur dengan jaringan sekitarnya diperlukan kuat arus tertentu yang mampu menembus tahanan listrik keduanya, akan tetapi tidak terlalu besar. Menurut Nakatani, kuat arus listrik yang dialirkan untuk mencari titik akupunktur tidak boleh lebih dari 200 U Amper, karena bila lebih besar akan merusak jaringan.
Stimulator
Bagian ini digunakan untuk perangsangan titik akupunktur dan dapat diatur kekuatan, frekuensi serta lama perangsangannya. Arus listrik yang digunakan dapat arus searah (D.C.) atau arus bolak-balik (A.C.). Arus searah dapat dibedakan menjadi arus searah tetap (Smooth D.C.) atau arus searah pulsasi (Pulsating D.C.). Arus bolak-balik merupakan arus yang berpulsasi dan memiliki gelombang positif dan negatif. Pada arus searah pulsasi dan arus bolak-balik dikenal adanya pembagian jenis gelombang listrik seperti gelombang siku (square wave), gelombang segi (Spike wave), gelombang sinusoid dan lain-lain. Dalam pengobatan akupunktur dianjurkan untuk memakai gelombang siku dan gelombang segi. Gelombang sinusoid kurang dianjurkan karena dapat menimbulkan panas di jaringan sehingga membakar daerah bersangkutan.
Elektrostimlator type DZ--22 |
Secara garis besar dapat dikatakan, arus searah tetap (D.C.) hanya dirasakan pasien pada waktu arus masuk dan keluar tubuh saja. Selama perangsangan pasien tidak akan merasa apa-apa. Hal ini disebabkan karena sebagian energi arus diubah menjadi panas. Arus bolak-balik dan arus searah pulsasi ternyata memberikan rangsangan yang cukup dalam tubuh manusia sehingga jenis arus ini sering dipakai untuk dalam elektroakupunktur. Dalam penggunaannya dikenal bentuk rangsang kontinyu, rangsang dense disperse dan rangsang diskontinyu.
Frekuensi yang digunakan berkisar antara beberapa Herts (Hz) sampai dengan 10 Khz, disesuaikan dengan maksud perangsangan. Cara merangsang titik akupunktur dapat dilakukan melalui elektroda atau dengan melalui jarum. Bila melalui jarum, harus diperhatikan mana jarum yang dihubungkan dengan elektroda positif dan mana yang dengan elektroda negatif. Bila tidak digunakan jarum, biasanya digunakan suatu lempengan elektroda yang berbeda-beda diameternya tergantung kebutuhan.
Indikasi Elektroakupunktur
- Untuk menghasilkan analgesia untuk operasi
- Pengobatan kelumpuhan
- Pengobatan kerusakan saraf karena berbagai sebab
- Pengobatan pada keadaan-keadaan lain seperti ketergantungan obat dan sebagainya.
Kontra Indikasi Elektroakupunktur
- Terutama penderita gangguan impuls jantung karena di sini kepekaan jantung terhadap rangsang meninggi, sehingga kemungkinan timbulnya fibrilasi jantung akan meninggi bila diberikan rangsang listrik.
- Kehamilan trimester pertama, kusus pada titik-titik tertentu oleh karena dapat mengakibatkan abortus.
Neurometer ("Ryodoraku Nakatani")
Ryodoraku merupakan fenomena patologis. Menurut Nakatani mekanismenya dapat diterangkan dengan simpatiko-viserokutaneo refleks. Dengan alat ini keadaan abnormal pada tiap meridian (=ryodoraku) dapat diketahui secara obyektif dengan pengukuran hantaran listrik pada titik-titikdi kulit.
Bila diberikan stimulasi yang cukup (biasanya dipakai arus sebesar 200mAmp dan tegangan sebesar 21 Volt) pada titik-titik ukur (REPP = Reactive electro -permeable point), terdapat impuls aferenmelalui saraf simpatis dan terjadilah regulasi saraf otonom dari visera. Dengan demikian terjadilah penyembuhan.
Dalam teori Ryodoraku, Ryodoraku abnormal bila terdapat peninggian/penurunan hantaran listrik dibandingkan nilai rata-rata dari ke-24 Ryodoraku. Pada keadaan normal nilai dari hantaran listrik kanan dan kiri kurang lebih sama. Adanya perbedaan yang bermakna menandakan adanya keadaan abnormal yaitu adanya keadaan sakit sesuai dengan teori Yin Yang. Bila suatu titik lemah (hantaran menurun) maka dapat diperkuat dan demikian sebaliknya sehingga terjadi keseimbangan kembali antara kiri dan kanan. Dengan demikian alat ini dapat dipergunakan untuk diagnosis dan terapi.
ELECTROACUPUNCTURE ACCORDING TO VOLL (EAV)
Alat ini mungkin merupakan perkembangan yang terbaru dalam akupunktur. Di antara semua alat-alat akupunktur, EAV merupakan alat yang mempunyai ketepatan tertinggi. Pengukuran dasarnya adalah parameter listrik pada titik akupunktur yang dikaitkan dengan diagnosis dan terapi. Alat ini merupakan sistem diagnostik dan terapi yang kompleks.
Alat ini dikembangkan oleh Reinholdt Voll, dan dasar-dasar pemikiran metode ini dibuat pada tahun 1953. Pada tahun 1955 dengan kerjasamanya dengan Dr. Fritz Werner (seorang insinyur), dibuat alat yang disebut Diatherapuncture. Alat ini merupakan tabung hampa udara yang mempergunakan arus
searah (D.C.) yang kecil ± 1 Volt pada titik akupunktur yang diukur. Pada dasarnya kerja alat ini sama dengan potensio-meter dan dapat juga memberikan arus searah yang khas pada titik akupunktur.
Kemudian dibuat alat yang lebih kompak oleh Pitterling Electronic di Munich yang disebut sebagai Dermatron. Alat ini terdiri atas dua bagian, bagian yang pertama merupakan bagian untuk diagnosis dan bagian yang kedua untuk pengobatan.
Prinsip dasar
- Titik-titik tertentu pada meridian tertentu mewakili organ-organ tertentu yang sesuai dengan meridian tersebut.
- Titik akupunktur sedapat mungkin diukur secara langsung, dengan arus searah 8-10 U Amper dan tegangan ± 1 Volt; kemampuan titik tersebut menahan arus inilah yang diukur.
Prinsip umum
Tubuh manusia pada umumnya berlaku seperti resistor (alat tahanan listrik) yang dihubungkan secara paralel pada sebuah kapasitor (sumber tenaga yaitu organ dalam tubuh). Di sini yang bertindak sebagai tahanan adalah kulit manusia. Kapasitor merupakan alat listrik untuk menyimpan muatan dan
mempunyai banyak jalan, sehingga kerjanya seperti baterai.
Titik akupunktur dapat dianggap diwakili oleh kapasitor pada diagram dan bila titik akupunktur dialiri listrik, keadaan ini sangat mirip dengan baterai.
Diagram |
Dikatakan baterai abnormal bila muatannya berlebihan atau kurang. Pada titik akupunktur hal ini dapat juga terjadi, hanya ada hal yang menghalangi yaitu tahanan kulit. Menurut Becker, dengan meminjam istilah potensial, titik akupunktur merupakan titik di mana muatan listriknya lebih negatif dibanding kulit dan keadaan sekitarnya dalam tubuh. Berdasarkan hal ini alat pengukur dari Dermatron dihubungkan dengan kutub positif dari alat dan aliran listrik untuk pengukuran berlawanan polaritasnya dengan titik akupunktur. Kekuatan arus (Watt = Amp X Volt) diatur sedemikian rupa sehingga titik akupunktur yang normal dapat menahan arus ini dan mempertahankan voltase yang berlawanan (negatif) terhadap arus kapasitor berhubungan secara paralel resistor berhubungan secara seri yang diberikan (positif). Hal ini penting diperhatikan karena bila arus terlalu rendah, titik yang patologis pun menunjukkan angka yang stabil. Sebaliknya bila arus terlalu tinggi, semua titik akupunktur akan menunjukkan angka yang patologis, sehingga terjadi Indicator Drop.
Pada titik akupunktur yang normal akan didapatkan deviasi indikator 50 yang kurang lebih sama dengan energi titik akupunktur (± 0,87 Volt). Hal ini didapatkan bila ada tahanan antara alat pengukur dan elektrode tanah (arde) ± 95 K Ohm. Pada percobaan-percobaan selanjutnya, disimpulkan bahwa daerah anatomis yang diwakili oleh titik akupunktur dihubungkan oleh meridian ke titik akupunktur yang diukur dan meridian di sini bertindak sebagai kabel yang mengandung listrik.
Penggunaan
1) Diagnosis
Dibuat berdasarkan :
a. Jarak dan ketetapan pembacaan
b. Kecepatan dan arah dari Indicator Drop
Menurut Voll tiap faktor ini berhubungan dengan keadaan patologis yang spesifik. Selanjutnya Voll mengklasifikasikan faktor-faktor ini ke dalam sub unit, yang masing-masing berhubungan pada gejala tertentu, yaitu :
nilai antara
100-90 : terdapat peradangan total
50: keadaan normal
28-20 : terdapat degenerasi yang kuat Bila angka mula-mula 80 kemudian drop sampai 30 : kemungkinan ada keganasan
2) Terapi
Frekuensi rendah 0,8-10 Hz selama ± 1 menit dapat digunakan untuk men-charge titik akupunktur, misalnya dengan
a. Gelombang alternating (Alternating relaxation impulse + diikuti —)
b. Negative saw tooth (spike —)
c. Juga dapat digunakan untuk discharging. Di sini biasanya dipakai gelombang spike + (Positive saw tooth)
Tidak ada komentar